Oleh :Karl May
Bersama Winnetou, kepala suku Apache yang gagah berani, saya baru saja berburu bison di
lerengRocky Mountains di tempat para Indian sahabat kami. Setelah itu meskipun telah jauh di akhir
tahun, kami pergi melaluiWyoming ke benteng Niobrara di Nebraska, di mana kami terjebak musim
dingin.Karena benteng ini sering didatangi suku Sioux, yang sebetulnya bersalah dan bermusuhan dengan
kami, maka sebaiknya kami menyamarkan diri. Lebih baik orang tidak tahu kalau Winnetou dan Old
Shatterhand ada di daerah ini. Karena pakaian pemburu kami sudah compang camping, padahal kami
bermaksud pergi ke daerah Timur yang beradab, maka kami membeli pakaian yang pantas di benteng
itu, yang terbuat dari bahan wool yang hangat serta alas pelana yang tebal. Dalam pakaian seperti ini saya
tidak kelihatan sebagai pemburu prairi, dan saya memperkenalkan diri sebagai Mr. Beyer sedangkan
Winnetou tidak pernah pergi dari samping saya, maka kami dikenal sebagai "Mr. Beyer and his Indian"
(Tuan Beyer dan Indiannya).
Baru saja kami tinggal di benteng Niobrara, salju turun dengan hebatnya, sehingga kami terpaksa
bertahan di benteng selama Desember dan Januari. Kami tidak mempunyai teman kecuali beberapa
perwira benteng yang tidak terlalu simpatik. Kecuali bila sangat perlu kami juga tidak bergaul dengan
para prajurit. Sedangkan dengan pengunjung lainnya yang juga tertahan salju di benteng, kami terkadang
bergaul dengan dua orang saja, yaitu kedua Burning bersaudara dari Moberly di Missouri. Mereka telah
mencari emas di Blackhills, dan sekarang sedang dalam perjalanan pulang dengan membawa hasil jerih
payahnya. Keduanya telah berkeluarga, tentunya sangat rindu pada istrinya, karena itu sangat tidak
senang terhentikan oleh salju ini. Selain kedua orang tersebut masih ada beberapa orang lagi yang
tergolong orang yang tidak disukai, dimana kedua Burning ini juga tidak bergaul. Mereka
menghambur-hamburkan mesiu, berjudi dengan taruhan, mabuk-mabukan serta meneriakkan kata-kata
tak senonoh. Jadi saya hanya masuk ke ruang pertemuan bila sangat terpaksa saja.
Orang yang paling kasar adalah dua orang yang bernama Grinder dan Slack, pemain kartu yang curang,
pemabuk serta biadab namun pengecut. Mereka penggemar apa yang dinamakan duel Amerika, tapi
mereka mengatur sedemikian rupa sehingga orang lain yang harus menanggung akibatnya. Namun yang
paling saya benci, mereka pemaki dengan simpanan kata-kata makian yang dapat didengar seratus kali
sehari! Grinder selalu memaki dimana saja dan kapan saja: "Butalah saya segera!", sedangkan Slack
menimpali: "Tuhan boleh menjadikan saya gila". Untuk makian itu mereka telah memperoleh tamparan
dari saya, sehingga mereka terpelanting dari kursinya! Orang-orang menyangka segera akan terjadi
perkelahian yang dahsyat, tetapi mereka keliru, sebab kedua orang tersebut tidak berani melawan Mr.
Beyer dan Indiannya.
Masih ada lagi dua orang Indian yang berlindung dari salju sehingga ikut masuk ke benteng. Mereka
mengaku masuk suku Caddo, namun mungkin mereka orang usiran dari suku lain. Mereka sangat miskin,
hampir telanjang dan sama sekali tidak memiliki senjata, karena baru saja dirampok habis-habisan oleh
orang Sioux. Mereka bermaksud pergi ke Kansas dan sekarang rajin meraut anak panah agar tidak
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
kelaparan di jalan. Kami beri mereka apa yang kami bisa, namun sayang kami tidak bisa memberi
mereka kuda dan senjata, karena tidak tersedia di benteng.
Awal Februari, cuaca mulai membaik dan hujan turun, salju mencair dan kami mulai berfikir untuk
melanjutkan perjalanan.Pertama-tama, berangkatlah kedua Indian dengan berjalan kaki tentunya.Kami
menasehati agar membawa bekal yang cukup hingga ke benteng Hillock, dimana merekaakan singgah
juga.Dua hari berikutnya menyusul kedua Burning bersaudara disusul Grinder dan Slack di hari
berikutnya. Ketika mereka melewati kami, Slack berteriak:
"Jangan berani menjumpai kami! Tuhan boleh menjadikan saya gila, jika saya tidak membalas
tamparanmu!" Dan Grinder menambahkan dengan bergumam:
"Ya, ingat itu bangsat! Butalah saya segera, jika pada pertemuan pertama api hidupmu tidak
kupadamkan seperti lilin!" Tentu saja kami tidak menggubris mereka. Orang orang semacam itu sama
sekali tidak menakutkan kami.
Sebagai pemburu prairi yang berpengalaman kami masih menanti sehari lagi apakah cuaca akan tetap
aman, kemudian kamipun berangkat pula. Dapat dibayangkan jalan yang basah dan licin itu tidak mudah
ditempuh, namun kuda kami yang kuat telah lama beristirahat sehingga dapat mengatasi segala rintangan.
Nebraska hampir semuanya terdiri dari tanah prairi, dimana daerah yang kami lalui adalah tanah datar
dan lembek, sehingga kami dapat melihat dengan nyata jejak mereka-mereka yang meninggalkan benteng
Niobrara. Kedua Indian, kedua Burning serta Grinder dan Slack , semuanya tanpa maksud lain bertujuan
ke benteng Hillock seperti kami. Hal ini agak mengkhawatirkan. Orang-orang bercerita bahwa dalam
perjudian Grinder dan Slack kalah habis-habisan. Merekapun tahu, bahwa kedua Burning tadi membawa
emas dan nuggets dan meskipun saya anggap mereka pengecut untuk bertarung secara terbuka, mereka
cukup jahat untuk pembunuhan diam-diam. Ketika saya ungkapkan hal ini kepada Winnetou, dia tidak
berkata apa-apa, tetapi menekan tajinya , yang bagi saya sama jelasnya seperti dia berkata : "Anda
benar, kita harus berusaha menyusul orang itu!".
Tentang perjalanan selanjutnya selama tiga hari, tidak perlu diceritakan. Jejak-jejak tetap nyata dan
melalui Loux Fork, dimana es disini masih sangat tebal sehingga kuat menahan kuda beserta
penunggangnya. Dari sini, benteng Hillock dapat dicapai dalam sehari. Karena sudah jauh sore, kami
baru dapat tiba di sana besok sore. Jejak-jejak yang dalam dapat kami lihat dengan jelas di hadapan
kami. Bahkan Winnetou dapat menentukan berapa lamanya mereka kini. Kedua Indian telah dua hari
lebih dulu dari kedua Burning, tetapi karena mereka berjalan kaki, kedua Burning telah menyusul mereka.
Grinder dan Slack berangkat sehari setelah kedua Burning.
Melihat jejaknya mereka melarikan kudanya sedemikian rupa sehingga mereka tentunya telah mendekati
Burning. Ini lebih mengkhawatirkan kami. Mengapa mereka melarikan kudanya demikian cepatnya?
Untuk menyusul kedua Burning dan menyerang mereka, ataukah untuk cepat sampai di benteng Hillock?
Yang terakhir ini mungkin saja terjadi tetapi saya merasa tidak tenteram juga. Jam-jam berikutnya akan
memberi kepastian kepada kami. Jika jejak-jejak mereka menunjukkan bahwa Grinder dan Slack telah
menyusul jejak Burning dan terus saja, maka dugaan saya tidak beralasan. Kamipun melarikan kuda
kami di dataran dengan tetap mengawasi ketiga jejak tadi. Demikian telah berlalu dua jam, hingga
sekonyong-konyong Winnetou menghentikan kudanya dan berkata:
"Uf! Celakalah kedua orang kulit putih bersaudara yang bernama Burning, malam ini mereka akan
dibunuh!". Saya mengangguk, sebab saya sependapat dengan dia. Winnetou melanjutkan: "Dari kedua
jejak ini yang satu, sejam lebih tua dari lainnya, sejauh delapan mil ini tidak berubah. Jadi Grinder dan
Slack mau mendahului kedua Burning, tetapi bermaksud membunuh mereka setelah gelap".
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
"Masih mungkinkah kita dapat menyelamatkan mereka?" seru saya.
"Howgh!" cetusnya mengiyakan "Kita tidak mungkin dapat menyusul mereka secepat itu, sebab dalam
dua jam ini hari sudah malam maka kita tidak dapat melihat jejak mereka lagi. Biarlah kita sekarang
mengikuti terus dan sementara itu marilah berdoa kepada Manitou Yang Agung semoga melindungi
kedua saudara tersebut!".
Sore serta malam hari itu serta malam hari berikutnya saya merasa sangat cemas. Coba bayangkan suatu
pembunuhan tengah berlangsung, sedang kita tidak dapat berbuat apa-apa! Malam itu, yang kami lalui di
semak-semak dekat anak sungai Loux Fork, tidak akan pernah saya lupakan. Jika saja ada salju, maka
tanah akan mengkilap, jejak-jejak akan terlihat dan kami akan dapat mencegah kejahatan tersebut, tetapi
sekarang jejak-jejak itu sama sekali tidak terlihat. Meskipun ketidak-sabaran menyebabkan kami tidak
dapat tidur, kami terpaksa harus menunggu sampai fajar. Segera pada waktu ufuk timur mulai terang
remang-remang, kami naik kuda dan berjalan terus. Kami masih mempunyai sedikit harapan, yaitu bahwa
Burning bersaudara tidak menyalakan api unggun dan karena itu tidak dapat terlihat dan diketemukan
Grinder dan Slack. Namun harapan ini makin lama makin pudar, ketika kami ketahui bahwa kedua jejak
mereka makin mendekat. Ternyata kemarin malam Grinder dan Slack telah mendekati Burning berdua
tersebut sedekat-dekatnya. Saat-saat mendatang kiranya dapat memberikan kepastian pada kami bahwa
kedua orang tersebut telah dibunuh.
Kami berkuda menuruti jejak itu, mengelilingi rumpun semak-semak. Tiba-tiba kuda kami terhenti, di
hadapan mereka tergeletaklah jenasah kedua Burning berlumuran darah. Kami melompat turun untuk
memeriksa mereka. Mereka sudah tidak bernyawa lagi. Kematian telah menimpa kemarin malam.
Menusuk orang membutuhkan lebih banyak keberanian daripada menembaknya dari jarak jauh. Jadi
mungkinkah pembunuh itu tidak sedemikian pengecutnya daripada yang saya kira? Ataukah ada alasan
tertentu untuk menggunakan pisau daripada bedil? Apa yang harus kami lakukan mudah kami pikirkan.
Kami tidak boleh tinggal menangisi mayat-mayat tersebut. Kami harus mengejar pembunuh mereka, yang
seperti kami lihat tidak merampasi semua hartanya, tetapi hanya mengambil emas dan bedil-bedil mereka
dan setelah itu meneruskan perjalanan dengan kedua kuda rampasan. Kamipun melarikan kuda kami dan
mengikuti jejak mereka, yang mengherankan karena ternyata menuju benteng Hillock. Setelah kurang
lebih setengah jam kami lihat bahwa para penunggang kuda tersebut berhenti. Di tempat ini tidak hanya
ada jejak-jejak telapak kuda, tetapi juga jejak-jejak kaki manusia. Dari tempat ini jejak keempat kuda
tersebut memecah dua, masing-masing terdiri dari dua ekor kuda. Apa artinya ini? Kami tinggal berdiri
sebentar, hingga akhirnya Winnetou berseru:
"Uf! Yang berjalan ini adalah kedua orang merah Caddo dan nampaknya mereka memperoleh kedua
kuda curian tersebut!".
Betapa tepatnya dugaan Winnetou yang tidak terbandingkan itu. Pembunuh-pembunuh itu telah
menyusul kedua Indian yang miskin di sini dan memberikan kuda itu pada mereka untuk mengelakkan
tuduhan terhadap mereka. Karena itulah mereka juga tidak menembak mati kedua korban, melainkan
menusuk mereka, sebab Indian Caddo itu hanya mempunyai panah dengan busur dan pisau, dan tidak
mempunyai bedil. Orang-orang kulit merah yang harus menjadi tertuduh telah ditentukan sejak kemarin
malam. Sejauh mana mereka dapat masuk dalam perangkap ini, dapat kami lihat dari jejak-jejak yang
semuanya menuju ke benteng Hillock. Dengan perkecualian bahwa Grinder dan Slack telah berputar
sebentar, mungkin untuk menyembunyikan harta rampasan mereka dan supaya datang di benteng lebih
lambat daripada orang-orang Indian tersebut serta akan menuduh mereka di benteng.
Sementara kami berkuda terus, Winnetou menyeka rambutnya yang panjang hitam kebiru-biruan dari
wajahnya, seraya berkata dengan geram:
"Sekarang saudara saya Scharlieh dapat menyaksikan lagi siapa yang lebih baik, orang-orang kulit putih
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
atau orang-orang merah. Namun demikian keberuntungan selalu di pihak orang-orang muka pucat,
sedang kami harus menderita.Uf, uf, uf!".
Apa yang harus dan apa yang dapat saya jawab? Tak ada! Selain itu, sekarang kami juga tidak punya
waktu untuk membicarakan soal ini, sebab di depan kami terlihat sekelompok pengendara kuda menuju
kami. Segera kami berhadap-hadapan. Mereka adalah sebagian penghuni benteng Hillock di bawah
pimpinan seorang letnan. Di tengah-tengah pasukan kavaleri ini kedua Indian Caddo terikat erat-erat
pada kuda mereka. Ketika perwira tadi memberikan perintah berhenti, dan bertanya:
"Darimana Anda datang, Tuan-Tuan?"
"Dari benteng Niobrara", jawab saya.
"Melalui jejak ini?"
"Ya."
"Adakah juga Tuan-tuan melihat sesuatu yang luar biasa hari ini?"
"Ada, kami melihat mayat dari dua orang yang dibunuh dan dirampok."
"Itu cocok! Berapa jauhnya tempat itu dari sini?"
"Kira-kira tiga-perempat jam. Saya lihat disitu dua orang Indian yang diikat. Mengapa demikian?"
"Karena merekalah pembunuh dari kedua orang yang mayatnya Tuan lihat. Kami membawa mereka ke
tempat dimana pembunuhan itu dilakukan untuk mengubur para korban, dan menggantung Indian ini di
atas kuburan mereka. Tuan tentu tahu bahwa hukum di daerah Barat sini singkat!" "Itu saya tahu Sir,
tetapi apakah Tuan tahu dengan pasti bahwa Indian-Indian ini memang bersalah?"
"Tentu saja mereka ini. Mereka malahan memiliki kuda dan bedil dari orang-orang yang terbunuh.
"Bagaimana Tuan tahu, bahwa kuda dan bedil itu bekas milik orang-orang yang telah meninggal itu?"
"Astaga, siapa yang mengijinkan Tuan menanyai saya seperti itu? Tuan seorang asing, yang kelihatannya
sepertinya kesasar di daerah Barat, sedang saya seorang perwira dan merasa tidak bertanggung jawab
kepada Tuan!"
Setelah mencela begini berbaliklah dia untuk memberikan komando : "Berkuda terus!", tetapi saya
menghalang-halangi dia:
"Berhenti Sir, masih ada satu perkataan lagi! Di benteng ada dua orang dan tentunya karena desakan
mereka, maka Tuan memerintahkan mengikat kedua Indian ini bukan?" "Ya, sekarang tutup mulut Tuan
saja! Saya tidak punya waktu lagi untuk mendengarkan pertanyaan yang tidak penting dan……."
"Tidak penting?" sela saya. "Saya tidak hanya punya alasan saja, tetapi adalah kewajiban suci untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini karena Indian-Indian itu tidak bersalah dan justru penuduh
merekalah pembunuh yang sebenarnya!"
"Ha, bagaimana Tuan sampai bisa mengatakan demikian?"
"Kami telah mengetahui tentang pembunuhan tersebut sejak kemarin, tetapi sayang kami tidak bisa
mencegahnya. Bawalah kami ke Komandan benteng, apa yang kami katakan akan kami buktikan." "Itu
tidak semudah seperti sangka Tuan. Saya mendapat perintah untuk mengubur mayat-mayat itu dan
mengikat leher para pembunuh itu sedemikian tingginya sehingga kaki mereka tidak dapat menyentuh
tanah".
"Tidak ada yang menentang itu, asal saja terlebih dulu dapat dibuktikan bahwa mereka yang akan dijerat
itu benar-benar pembunuhnya."
Kendatipun sudah menerima perintah dari atasannya, namun untuk menyenangkan kami, dia
mendengarkan cerita saya lebih lanjut. Setelah selesai dia memandang kami dengan heran seraya berkata:
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
"Hm, Tuan kelihatannya seperti seorang gentleman yang di Far West ini yang hijau seperti rumput, tetapi
dari kata-kata Tuan terdengar laporan yang perlu diperhatikan. Betulkah Grinder dan Slack ini telah
menipu kami? Memang mereka nampaknya tidak terlalu gentleman like. Yah sebagian perintah itu yaitu
untuk mengubur mayat itu harus segera saya laksanakan; namun yang sebagian lagi atas permohonan
Tuan akan saya tunda. Tetapi awaslah Sir andaikan Anda hanya mendustai kami! Saya tidak mau
dipermainkan!".
Dia menunjuk enam orang yang harus meneruskan perjalanan dengan sekop-sekop yang telah dibawa,
kemudian saya dan Winnetou ditempatkan bersama kedua Indian yang terikat di tengah-tengah dan
demikianlah kami berkuda menuju benteng Hillock.Meskipun saya telah memberikan
pernyataan-pernyataan yang penting padanya, dia tidak juga menanyakan nama-nama kami. Kedua
Indian Caddo tersebut tidak diperbolehkan berbicara dengan kami, tetapi pandangan yang mereka
layangkan pada kami menyatakan dengan jelas seperti mereka mengucapkan betapa besar terima kasih
mereka kepada kami. Selang beberapa menit saja ketika kami berjalan lagi, salju mulai turun sedikit dan
kemudian makin lebat, namun salju itu tidak mencair karena suhu terus menurun. Winnetou memandang
muram ke angkasa dan cakrawala, dan ketika kami melihat benteng Hillock di depan kami, daerah
sekitarnya telah dilapisi salju setebal beberapa inci. Namanya memang benteng Hillock, namun bentuknya
tidak seperti benteng. Di tanah yang persegi yang berpagar kayu, didirikanlah rumah-rumah balok.
Bangunan memanjang dari kayu itu lebih menyerupai beranda-beranda warung daripada benteng, dan
sisa-sisa yang berwarna putih kotor yang hampir tak nampak lagi, membuktikan bahwa tempat tersebut
baru saja dikelilingi tembok salju, yang selama hari-hari terakhir ini mulai mencair. Rupa-rupanya mereka
tidak takut dengan orang Indian, sebab pintu gerbang terbuka lebar ketika kami masuk. Melihat
kesibukan para prajurit, nampaknya beranda warung tersebut adalah kandang kuda dan gudang
persediaan makanan. Mendengar derap-derap kuda kami keluarlah dari sebuah rumah balok dua orang
perwira, seorang Kapten dengan Letnannya. Sang Kapten menunjukkan wajah yang garang ketika dia
melihat kami. Pemimpin pasukan kami turun dari kudanya dan mendapatkan dia serta melaporkan
segalanya kepadanya. Kamipun turun juga.
Si Kapten hanya mendengarkan setengah-setengah saja pada laporan bawahannya, sebab matanya lebih
tertuju terus menerus pada kuda kami. Dia mendekati dan berseru:
"Well, alangkah indahnya binatang-binatang ini, saya mau saja membelinya. Berapa harganya?" Baru
sekarang dia memandang kami. Tampaknya Winnetou tidak banyak memberi kesan padanya, tetapi
ketika dia memperhatikan saya baik-baik, terlihat bahwa dia mengenal saya. "All devils!" cetusnya, "
Siapa yang saya lihat ini? Betulkah itu? Siapakah Tuan ini, Sir?" "Nama saya Beyer" jawab saya.
Diapun menggeleng-gelengkan kepalanya, dia memegang dagu saya, memutar kepala saya ke kanan
supaya dapat melihat sisi kiri leher saya dan kemudian berseru dengan nada yang gembira: "Saya segera
telah menyangkanya! Bekas luka disitu adalah dari tikaman pisau yang terkenal itu. Biarpun orang-orang
lain melihat Anda sebagai greenhorn (=plonco, anak ingusan), saya tidak membiarkan diri saya terpedaya
oleh pakaianmu Tuan-Tuan. Tuan berdua adalah……" "Jika saya boleh memohon kepada Tuan,
janganlah menyebutkan nama-nama, Kapten". "Mengapa tidak boleh?" tanyanya.
"Untuk orang Sioux, dimana kami akan segera melalui daerahnya. Tuan tahu sendiri bahwa suku-suku itu
tidak perlu mengetahui bahwa kami berada di daerah mereka". "Seperti Anda inginkan, Sir. Saya sudah
bermaksud untuk memarahi Letnan saya, karena dia mengingkari perintah dengan kembali lagi, tetapi
sekarang saya tahu bahwa mereka telah bertindak benar. Mari masuk, saya akan menyuruh merawat
kuda Anda baik-baik, dan Anda bisa mendapatkan minuman banyak serta menceritakan kepada saya
apa yang Anda tidak setujui tentang Grinder dan Slack itu".
"Dimanakah orang-orang itu, Kapten? Saya tidak melihat mereka! Mereka kan belum pergi." "Oh,
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
tidak. Kuda-kuda mereka berada di kandang sana, mereka sedang berburu untuk mendapatkan binatang
perburuan."
"Dan mungkin sekaligus melihat emas-emas curian yang mereka sembunyikan. Sayang sekarang sedang
turun salju begini! Sebab tidak mungkin mengikuti dan mendengarkan mereka. Salju ini menghilangkan
bukti-bukti yang penting untuk menyatakan perbuatan jahat mereka." "Saya tidak perdulikan itu, Sir!
Saya yakin dengan pasti, bahwa Anda berdua adalah orang-orang yang dapat menyingkap bukti-bukti
dari lapisan salju yang paling tebal sekalipun." Rumah balok yang kami masuki selama percakapan ini
adalah tempat tinggalnya bersama si Letnan. Sementara perwira yang termuda menyiapkan minuman,
Kapten menunjuk pada dua kursi yang primitif terbuat dari kayu yang dipaku seraya berkata:
"Silahkan duduk Tuan-Tuan dan katakanlah dengan terus terang, Anda ini Mr. Old Shatterhand dan Mr.
Winnetou, benar kan?"
Saya menjawab sambil menunjukkan bedil-bedil kami, yang tentu saja kami bawa masuk. "Inilah bedil
perak dari Kepala Suku Apache yang termasyhur, dan ini bedil Henry serta Pembunuh Beruang saya.
Sekarang Tuan tahu dengan pasti siapa kami."
"Betul. Adalah suatu kehormatan bertemu dengan Tuan ditempat kami. Kami ucapkan selamat datang,
dan kami akan mempercayai setiap perkataan yang Tuan-Tuan katakan tentang kejahatan itu."
"Terima kasih atas kepercayaan Tuan, Kapten. Tetapi perbuatan demikian harus diadili menurut
hukum-hukum prairi dan hukum-hukum ini menuntut bukti-bukti yang tidak dapat disangkal. Anda tidak
boleh menjatuhkan vonis hanya berdasarkan kata-kata kami."
Winnetou, yang tidak pernah minum alkohol, menolak dengan berterima kasih, tetapi saya mengecap
minuman yang panas itu seteguk demi seteguk dan sementara itu menceritakan dengan teliti apa yang
kami ketahui dan sangka tentang Grinder dan Slack. Belum selesai kami membicarakan hal itu, tiba-tiba
pintu terbuka dan kedua orang itu menerobos masuk:
"All devils!" seru Grinder ketika dia melihat kami: "Butalah saya segera, jika itu bukan 'Mr. Beyer dan
Indiannya'."
"Ya, dialah ini!" jawab Kapten. Sambil dia memberi tanda kepada Letnannya yang segera menyingkir.
"Mungkin Anda tidak senang melihat kedua gentleman ini disini?" "Tidak senang? Setan boleh menyeret
saya, apakah orang-orang ini menyenangkan atau tidak, saya sama sekali tak perduli dengan mereka."
"Mungkin tidak, jika kau tahu mengapa mereka datang ke benteng Hillock." "Untuk apa? Kami sama
sekali tidak ada hubungan dengan mereka! Kami datang kemari hanya akan menanyakan apakah
prajurit-prajurit Anda telah kembali? Kedua bangsat merah itu tentunya sudah tergantung-gantung pada
dua utas tali yang kuat?"
"Tidak, mereka belum kami gantung.Mr. Beyer telah membawa mereka kembali."
"Siapa? Apa? Apa hubungannya Mr. Beyer dan Indiannya dengan soal ini?"
"Banyak sekali. Mereka mengetahui siapa pembunuh-pembunuh yang sebenarnya, dan telah mengikuti
mereka sampai disini."
"Pembunuh sebenarnya? Mereka itu Indian Caddo itu!"
"Bukan, Mr. Beyer menyatakan yang sebaliknya, bahwa pembunuh yang sesungguhnya bernama Slack
dan Grinder."
" Slack dan Grin……. All devils, kami?" gagap Grinder.
" Ya, engkau!"
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
"Butalah saya segera jika orang itu tidak kehilangan pikirannya. Hei Slack, coba katakan bagaimana
pendapatmu?". Yang ditanya mengacungkan tinjunya pada saya, seraya berteriak: "Semoga setan
mengambilnya! Apa yang dikehendaki orang itu dengan kami? Dia orang Jerman , jangan percaya dia!
Tuhan boleh menjadikan saya gila kalau saya tidak menyumbat mulutnya, supaya dia diam seumur
hidupnya. Mari Grinder, untuk orang semacam itu kita ini terlalu baik hati!"
"Kamu tinggal disini!" bentak Kapten.
Kendati diperintah begitu, mereka bermaksud pergi juga, tetapi ketika mereka membuka pintu, terlihat
Letnan siap dihadapan mereka bersama setengah lusin prajurit, melangkah masuk, mengelilingi dan
menangkap mereka.
"Apa ini?" teriak Grinder sembari dengan sia-sia dia mencoba melepaskan diri.
"Artinya, atas tuduhan pembunuhan dan pencurian engkau ditahan!"jawab Kapten.
Maka terjadilah sesuatu yang tak dapat dilukiskan, bukannya kedua orang ini melawan untuk dapat
lepas, tidak, untuk itu mereka terlalu pengecut. Mereka melontarkan kata-kata sebagai pembelaan ,
tetapi bukan main kata-kata dan ucapan-ucapan itu!. Makian, kutukan, sumpah serapah yang
menegakkan bulu roma. Saya merasa lega ketika akhirnya kedua penghujat Tuhan ini ditarik keluar untuk
dikurung. Bahkan Winnetou yang biasanya begitu tenang dan tidak dapat dipusingkan oleh siapapun,
menggamit saya seraya berkata:
"Scharlieh, adakah pernah seorang kulit merah berperilaku demikian dan menghina Manitounya secara
begitu? Siapa yang masih berani mengatakan bahwa orang-orang muka pucat ini adalah lebih baik dan
lebih beradab daripada anak-anak savannah? Jika orang-orang berbicara tentang negeri Barat "yang liar"
maka negeri ini telah menjadi liar hanya karena gelandangan-gelandangan kulit putih yang pernah kami
perlakukan sebagai dewa-dewa. Howgh!"
Selang beberapa waktu datanglah kembali keenam prajurit kavaleri dari penguburan Burning
bersaudara. Mereka membawa semuanya yang terdapat dalam saku-saku. Diketemukan juga sebuah
buku catatan, dimana tercatat nama dan alamat sanak saudara mereka. Kemudian diperintahkan untuk
menyiapkan makan malam. Saya dan Winnetou tentu saja diundang di meja perwira. Setelah itu
anggota-anggota pengadilan dikumpulkan yang terdiri dari para perwira dan tiga orang bintara. Winnetou
dan saya harus menghadiri sidang sebagai saksi dan juga kedua Indian Caddo harus hadir agar
sewaktu-waktu dapat menjawab pertanyaan.
Ketika orang-orang ini telah terkumpul, Grinder dan Slack dijemput. Mereka masuk dengan diborgol
dan masing-masing dijaga oleh dua prajurit. Kedua terdakwa itu tidak merasakan gawatnya suasana, dan
bahkan sebaliknya kelakuan mereka semakin kurang ajar, dan bahkan menyatakan sidang ini dianggap
tidak syah. Mungkin mereka sadar bahwa salju yang baru turun tidak memungkinkan kami menunjukkan
bukti-bukti yang cukup. Satu-satunya bukti yang berlaku hanyalah ditemukan barang-barang rampokan
dan dinyatakan merekalah yang menyembunyikan. Bahwa mereka telah memberikan kuda dan bedil dari
terbunuh kepada Indian Caddo itu tidak dapat kami buktikan, sebab kesaksian dari kedua Indian itu
menurut hukum prairi tidak berlaku.
Saya tidak dapat mengatakan bahwa Kapten dengan fungsinya sebagai Ketua Sidang telah menjalankan
tugasnya dengan cara yang bijaksana, tapi harus saya akui juga, bahwa bila saya dalam tempatnya
memang sulit untuk membuat kedua penjahat tersebut mengaku. Bukti utama, yang dapat kami ajukan
ialah bahwa mereka sengaja tidak mendahului orang-orang yang terbunuh, tetapi telah mengatur
perjalanan mereka sedemikian rupa, agar mereka baru dapat mencapai kedua bersaudara itu menjelang
petang. Memang jejak itu sudah tidak terlihat lagi, tetapi kami berani menyatakan dengan bersumpah.
Sayang, dengan ini saja pembunuhan atas Burning bersaudara ini belum dibuktikan. Jadi sidang tersebut
sebenarnya hanya merupakan tuduhan-tuduhan dari Kapten dan penyangkalan dari terdakwa.
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
Kekurang-ajaran mereka semakin bertambah, kutukannya kian menjadi lebih kasar, sehingga akhirnya
kami mohon pada Ketua untuk menunda sidang. "Menunda?" tanya Grinder dengan tertawa: "Tidak bisa!
Kami ingin putusan segera berdasarkan bukti-bukti yang tak dapat dibantah, atau kami dibebaskan.
Butalah saya dengan segera jika saya minta hal lain."
"Ya" Slack menimpali. "Gantunglah aku atau bebaskan. Salah satu harus terjadi. Apa yang diucapkan
'Mr. Beyer and his Indian' itu menertawakan, sehingga saya tidak mau membicarakannya lagi. Biarpun
begitu kami masih akan memberikan kesempatan sekali lagi untuk menyalahkan kami dan membuktikan
ketidak-salahan kami. Ayo, bawalah kami bersama mereka ke ruangan yang gelap nanti malam, dan beri
kami masing-masing senjata yang runcing! Jika mereka dapat mempertahankan diri dengan cara kesatria,
maka Tuhan boleh membuat saya gila, jika kami tidak bisa membuktikan ketidak-salahan kami dengan
menunjukkan tidak ada lagi sisa mereka, selain mayat-mayat yang membusuk besok pagi. Setujukah
engkau dengan usul ini Grinder?"
"Tentu," jawabnya. "Duel Amerika, seorang lawan seorang dalam gelap, itulah kegemaran saya yang
istimewa, telah banyak yang kami hadiahi tikaman-tikaman diantara rusuknya dan akan sangat
menyenangkan saya bila gentlemen ini mau menerima tantanganmu. Sayang, saya khawatir mereka tidak
berani. Mereka dapat berdusta sebanyak-banyaknya, tetapi berkelahi……"
Saya melayangkan pandangan bertanya kepada Winnetou, dia menjawab mengiyakan dengan
pandangannya. Setelah itu saya berkata:
"Itu omong kosong besar, lain tidak! Jika kami menerima usul tersebut, paling-paling mereka akan segera
menarik kembali."
"Menarik kembali?" tawa Grinder. "Dua orang jago duel yang termasyhur seperti kami ini menarik
kembali? Memikirkan itu saja sudah terlalu gila!"
Kedua orang itu masih saja terus menghina dan mencemooh kami, hingga kami minta kepada Ketua
untuk mengijinkan mengadakan double duel tersebut sebagai penentuan Tuhan. Kata penentuan Tuhan
tadi membangkitkan gelak ketawa mereka pula, sebab mereka sungguh-sungguh bangga bahwa mereka
sama sekali tidak mempercayai Tuhan. Mereka sangat yakin, bahwa kami menerima duel itu karena
terpaksa, tetapi sebelum malam tiba kami sudah akan menghilang. Kapten, yang mengenal siapa kami,
menyetujui permohonan saya dan dengan demikian ditentukanlah bahwa kami, empat orang,
masing-masing bersenjatakan pisau, pada malam itu juga akan dimasukkan ke dalam kamar kosong dari
jam delapan hingga jam delapan pagi, untuk menetapkan dengan suatu pertarungan , apakah para
terdakwa salah atau tidak. Sementara kedua orang itu dibawa pergi, mereka melontarkan maki-makian
yang tidak sanggup saya ulangi. Mereka tentu yakin, bahwa dalam penyelidikan yang telitipun tidak akan
didapatkan emas pada mereka dan juga bahwa kami ini masih greenhorn, jadi tidak akan berani pada
jam delapan masih ada di benteng Hillock. Ketika mereka telah dibawa pergi, kami masih
bercakap-cakap sebentar lagi dengan Kapten. Dia tidak meragukan lagi kesudahan suatu duel antara
Winnetou dan Old Shatterhand dengan dua orang bajingan semacam itu, dan seluruh penduduk daerah
ini merasakan sangat tertarik bahwa duel semacam ini akan terjadi disini. Kamipun melihat ruangan yang
ditentukan , bilik tersebut berada di bawah sebatang pohon dan terbuat dari papan-papan yang kasar. Di
pintu sebelah luar dipasang palang kayu yang besar. Bagian dalamnya hanya berisi sedikit jerami, yang
ditumpuk di sebelah kanan.
Kami tinggal di tempat perwira itu sampai hampir jam delapan, dengan tidak banyak yang dibicarakan
tentang duel tersebut. Sedang si penjaga tawanan melaporkan kepada kami bahwa Grinder dan Slack
berkali-kali menanyakan apakah kami berdua masih ada. Tepat pukul delapan mereka dibawa ke bilik
tersebut dan memperoleh pisau-pisau mereka., kemudian kami menyerahkan persenjataan kami, tentu
saja dengan perkecualian pisau kami, kepada Kapten. Kami membawa selimut-selimut kami yang hangat
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
dan menyuruh mengantarkan kami ke gelanggang pertarungan. Seorang prajurit berjalan di depan dengan
obor. Grinder dan Slack bersandar pada dinding belakang dengan pisau-pisau di tangannya.
"Itu mereka!" teriak Grinder. "Celakalah mereka. Untuk apa tunggu sampai esok pagi? Dalam
seperempat jam pintu boleh dibuka lagi, sebab kami sudah akan mengirimkan orang-orang ini ke
neraka."
Seharusnya ini kedengaran sangat menantang, tetapi kami dapat mendengar bahwa suaranya gemetar.
Setelah ternyata sekarang bahwa kami tidak pergi, seperti yang justru diharapkannya, dia menjadi cemas
juga. Sementara kami membentangkan selimut-selimut kami di sudut, seakan-akan kami akan berbaring
di situ. Kapten bertanya kepada mereka:
"Mungkin segera akan dapat diakhiri seperti yang kau kira, tetapi besar sekali kemungkinannya bahwa
kesudahannya akan lain daripada yang kau sangka. Bukankah engkau tidak tahu siapakah sebenarnya
'Mr. Beyer and his Indian' ini?"
" Siapakah mereka itu" sergah Slack."Mereka itu bangsat greenhorn. Tuhan boleh membuat saya gila
hari ini juga jika setelah satu jam orang-orang ini masih memiliki setetes darah dalam nadi-nadi mereka!"
"Berhentilah dengan segala makianmu! Jika kata-katamu benar terjadi, kamu akan meninggalkan bilik ini
tidak lain sebagai seorang buta dan yang lainnya gila. Sekarang kamu akan tahu dengan siapa-siapa
engkau berurusan. Tuan-Tuan ini adalah Old Shatterhand dengan Winnetou sahabatnya, dan kami yakin
bahwa mereka akan keluar dari bilik ini tanpa cacat sedikitpun." " Old
Shat………………..Winn………….., mati aku!" cetus dari dinding belakang. Karena terkejutnya
mereka tidak sanggup mengucapkan nama-nama tersebut dan baru beberapa lamanya ketika Grinder
menambahkan:
"Butalah saya segera jika itu bukan dusta keparat!"
Saya mendekat padanya, meraih sabuknya dengan tangan kanan saya, mengangkatnya dan
membantingnya ke dinding belakang sehingga papan-papannya bergeletar; kemudian tanpa mengucapkan
sepatah katapun saya kembali ketempat saya pula. Si Kapten berbicara bagi saya, sedang Grinder
bangkit dengan mengeluh dan merintih rintih.
"Itu suatu bukti bahwa merekalah sebenarnya" katanya."Tindakan yang hebat itu hanyalah Old
Shatterhand yang dapat melakukannya.Percayakah kamu sekarang bahwa dialah itu?" "Persetan!" ujar
Slack. "Ini suatu penipuan. Mengapa kami tidak diberitahu lebih dulu siapa mereka itu. Pasti mereka
akan menyembelih kami disini dengan perlahan lahan dan menikam kami di tempat yang gelap ini. Ini
lebih berat lagi daripada vonis biasa. Kami mau pergi, kami mau diperiksa sekali lagi!"
"Maukah engkau mengakui pembunuhan itu?"
"Tidak dan sekali lagi tidak! Kami tidak bersalah!"
Dengan pergerakan tangannya Winnetou memerintahkan mereka semua untuk diam dan berkata dengan
nada suara yang tenang tapi tegas:
" Di sini Winnetou, kepala suku Apache dan di sini saudaranya Old Shatterhand yang belum pernah
dikalahkan oleh siapapun. Saya belum berbicara tetapi sekarang saya akan memberitahukan apa yang
harus terjadi. Kami harus ditinggalkan disini dan palang pintu dipasang. Meskipun gelap, pisau-pisau
kami akan menemukan leher para penjahat, sebab mata kami telah biasa menembusi kegelapan. Kami
bagaikan ular yang tidak dapat didengar bila mereka menjalar. Hari ini telah cukup banyak diucapkan
kata-kata yang tidak berguna, sekarang harus dilakukan tindakan-tindakan yang tidak lain mendengarkan
teriak kematian pembunuh-pembunuh ini, yang jatuh dibawah pisau kami, sebagaimana kedua Burning
jatuh dibawah pisau mereka. Mari kita mulai!"
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
Cara Winnetou berbicara membuat suasana amat tegang terutama bagi bajingan-bajingan itu. Dengan
gemetaran mereka memohon ampun, mereka mengancam bahkan memaki-maki, semuanya sia-sia
belaka. Ketika para pembawa obor meninggalkan ruangan itu, mereka mengacung-acungkan tinju
mereka dan berteriak-teriak untuk menjadi buta dan gila. Baru setelah pintu dipalang, merekapun
membisu dan bahkan menghindari setiap bunyi berisik, supaya kami tidak tahu dimana mereka berada.
Tujuan kami bukanlah untuk membunuh mereka, tetapi agar karena ketakutan yang hebat itu mereka
akan mengaku. Kami yakin sepenuhnya bahwa mereka tidak akan menyerang kami, namun demikian
kami menyeret perlahan selimut-selimut kami dari sudut yang satu kesudut yang lain, dan berbaring
dengan kaki terjulur sedemikian rupa sehingga siapa yang akan mendekati kami tidak akan dapat sampai
ke tempat kami tanpa menyentuh kaki kami terlebih dahulu. Setelah itu kami menantikan dengan pisau di
tangan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Saya kira kami telah berbaring demikian selama setengah jam dengan tidak mendengar bunyi apapun
juga. Kemudian -dengan tiba-tiba- suhu menjadi dingin, sebegitu dinginnya, seakan akan kami akan
membeku, dan segera setelah itu terdengarlah bunyi gemuruh yang berat, seperti angin puyuh yang
melintasi genting. Selang beberapa menit saja kami mendengar di luar orang berteriak:
"Lihatlah cahaya kilat! Blizzard ( =badai salju) datang! Selamatkan dirimu! Selamatkan dirimu dalam
rumah balok!"
Blizzard, demikianlah nama badai salju dahsyat yang melanda daerah sebelah barat Mississippi, yang
selalu datang dari sebelah utara, dengan tanda-tanda penurunan suhu yang tiba-tiba tetapi cepat naik lagi.
Kerap kali pada badai salju yang sedemikian itu, terjadi kilat-kilat listrik dan kendatipun jatuh salju lebat
tidak jarang terlihat kilat dan terdengar halilintar. Celakalah orang yang diserang blizzard di padang
terbuka, atau di rumah yang tidak kokoh. Badai tersebut menyeret semuanya dan menimbuni segala
benda dengan salju berkaki-kaki tingginya.Teriakan-teriakan di luar berhenti, penjaga-penjaga telah lari
masuk rumah-rumah balok. Pukulan angin yang pertama mulai terasa, yang seakan-akan hendak
menyapu semuanya dari tanah, dan membelah segala celah-celah. Sekarang mendesir, menggeletar serta
menggemuruhlah di atas kami bagai gelombang yang tak tampak, yang tidak mengenal batas-batas dan
belas kasihan. Halilintar menggemuruh, petir sambung menyambung. Bilik itu kemasukan gumpalan salju,
yang jatuh dari lubang-lubang atap. Kami menggigil kedinginan dan gigi-gigi kami menggeletuk, meskipun
kami telah berselimut rapat-rapat. Tanah bergetar, bilik tersebut berguncang. Ini berlangsung lebih dari
setengah jam, kemudian diselang-selingi dengan keadaan yang sebentar-sebentar mereda, pada waktu
mana kami mendengar Grinder dan Slack mengerang dan merintih-rintih barangkali karena ketakutan, hal
mana belum dapat kami ketahui. Kemudian sekali lagi seakan-akan badai tersebut masih hendak
memperlihatkan kekuatannya dengan topan angin yang dahsyat. Tanah di bawah kami menggeletar, bilik
gemeretak, terhuyung huyung ke kanan dan ke kiri, maka bagian belakang jatuh condong. Dan seolah
dengan itu badai telah puas, keredaan tiba dengan mendadak seperti juga badai yang menyerang dengan
sekonyong-konyong tadi.Bahaya telah berlalu!
Sungguhkah telah berlalu?Ya, bagi Winnetou serta saya, tetapi apakah bagi yang lain juga?Di bawah
puing-puing bilik yang rubuh menggeletaklah tubuh seseorang, yang dengansusah payah berusaha keluar
dari tindihan reruntuhan dan kemudian dengan berteriak-teriak keras lari dari tempat tersebut.Dari sudut
yang lain terdengarlah suara-suara yang tidak dapat dimengerti, bagaikan orang yang bermaksud
berteriak tetapi tidak dapat. Kami membuang selimut-selimut kami dan pergi ke sudut itu. Di sini Grinder
tergeletak di antara pecahan-pecahan papan di bawah sebatang balok, yang hampir menekan hancur
dadanya. Saya mengangkat balok tersebut dan Winnetou menyeret orang yang luka berat itu dari
bawahnya, yang jatuh tak berdaya segera setelah dia tertolong. Kami gendong Grinder kerumah Kapten.
Di pintu, kami berpapasan dengan Kapten, yang akan memeriksa kerugian-kerugian di dalam dan di luar
Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
benteng yang timbul karena badai salju tersebut. Ketika kami membawa Grinder ke dalam dan
membaringkannya dekat perapian, dapatlah kami melihat luka-lukanya. Kami semuanya berteriak karena
terkejut. Sebilah papan dengan sisinya yang tajam telah jatuh di atas mukanya dan telah meremukkan
tulang hidungnya serta menekan masuk matanya.
"Buta, buta!" ujar si Kapten. "Berapa kali seringnya dia berkata bahwa dia mau jadi buta. Inilah
hukuman Tuhan!". Saya tidak berkata apa-apa, akibat sedemikian dalamnya perasaan saya tertekan.
Juga Winnetou berdiri dengan berdiam di samping saya. Kemudian kami membalut orang itu dan
membaringkannya di sebuah ranjang milik salah seorang Letnan. Setelah itu kamipun keluar untuk melihat
apa yang terjadi lagi. Satu-satunya kerugian yang ditimbulkan oleh badai tersebut hanyalah runtuhnya bilik
itu. Sekarang kami masih harus mencari Slack yang menghilang. Jejak-jejaknya menuju ke pagar kayu.
Melalui situlah dia telah memanjat dan selanjutnya pergi ke hutan yang berdekatan. Salju
bertimbun-timbun tingginya, maka tanpa penerangan pun kami dapat juga melihat jejaknya dengan
terang. Sesampainya di pinggir hutan tersebut kami mendengar suara orang. Kami masuk terus
menerobos semak-semak dan menemukan Slack yang telah menggali salju di bawah sebatang pohon dan
berbaring di atas tanah dengan sebuah tangannya terjulur di bawah akar-akar pohon tersebut, seraya
menyanyi seperti seorang anak kecil: "Emas, nuggets……. Emas, nuggets……. Delapan bungkus
penuh……Delapan bungkus penuh!" Hanya dengan kekerasan dapatlah kami menyeretnya dan di bawah
lumut-lumut kami temukan delapan pundi-pundi kulit penuh emas. Ini cocok dengan catatan Burning. Jadi
inilah emas yang menyebabkan kematian mereka itu. Deadly dust! (=Debu maut!).
Slack dibawa ke benteng. Setiba di sana, terlihatlah oleh kami, bahwa ada darah melekat pada
rambutnya.. Ketika kami memeriksa kepalanya, ternyata dia juga menderita luka-luka parah karena
kejatuhan balok-balok. Apakah karena itu pikirannya menjadi tidak waras ataukah karena sebelumnya,
-akibat ketakutan- pikirannya telah hilang, itu tidak dapat saya katakan! Jadi Grinder buta dan Slack gila.
Demikian seperti yang mereka katakan dalam kutukan-kutukan mereka. Mengherankan, hari yang
mengerikan itu diikuti dengan redanya cuaca, sehingga kami dapat meneruskan perjalanan kami. Grinder
dan Slack tinggal di benteng. Nasib mereka sekarang tergantung dari perwira-perwira yang berdiam
disana, yang mengantarkan kami beberapa jauhnya. Kedua Indian Caddo memperoleh kuda Grinder dan
Slack sebagai hadiah, jadi mereka dapat berangkat bersama kami. Kami mengantarkan mereka sampai
di River Platte. Di sana mereka berpisah dengan kami, penuh rasa terima kasih, karena kami telah dapat
meloloskan mereka dari suatu kematian.
Empat tahun kemudian saya turun diBaton Rougedari sebuahMississippisteamer (=kapal uap), karena
saya harus menunggu kapal yangakan keNatchez.Di pelabuhan duduklah dua orang pengemis, malang,
kurus dan berpakaian compang camping. Wajah-wajah mereka rasa-rasanya seperti pernah saya kenal.
Yang seorang kehilangan matanya dan di tempat tulang hidungnya terdapat bekas luka yang lebar. Yang
seorang lagi mengulurkan topinya kepada saya untuk meminta-minta. Ketika saya masukkan sekeping
mata uang perak ke dalamnya, cepat-cepat dia mengantonginya serta menggumam:'Emas, nuggets…..
delapan bungkus penuh…… delapan bungkus penuh!". Maka sayapun tahu siapa yang di hadapan saya
itu. Pembunuh-pembunuh itu tidak memperoleh ganjaran kematian yang patut mereka terima di benteng
Hillock, tapi hidup yang harus mereka jalani sekarang lebih sengsara daripada kematian.
Dalam tahun yang sama itu kebetulan saya datang ke Moberly, Missouri. Disana saya menanyakan
keluarga Burning. Saya harus mendengarkan seluruh kisah pembunuhan tersebut ditambahkan dengan
bermacam-macam bumbu tentang perbuatan Old Shatterhand dan Winnetou yang hebat. Saya tidak
mengatakan siapa saya ini, tetapi saya puas ketika saya ketahui bahwa si Kapten telah menyampaikan
kedelapan pundi-pundi penuh emas itu kepada sanak keluarga yang bersangkutan.
T A M A T
Judul asli: "Ein amerikanisches Doppelduell", Reiseerinnerung (1897).
("Duel Ganda Gaya Amerika", kenang-kenangan perjalanan).
Karya: Karl May (1842-1912)
Disunting ulang oleh: ogh
Hak Cipta Terjemahan Indonesia pada : Pandu Ganesa
Naskah disiapkan oleh: Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
SUMBER : Generated by ABC Amber LIT Converter, http://www.processtext.com/abclit.html
0 comments:
Post a Comment